Toko Aplikasi Facebook Dibuka


Toko Aplikasi Facebook Dibuka

Toko aplikasi Facebook akhirnya mulai berjualan. App Center, nama toko online ini, menyediakan aplikasi untuk smartphone dan tablet Android dan iOS.
“App Center sudah diluncurkan dengan lebih dari 600 social app, termasuk di antaranya aplikasi menarik seperti Nike+ GPS, Ubisoft Ghost Recon Commander, Stitcher Radio, Draw Something dan Pinterest,” demikian disampaikan Facebook seperti dikutip dari Mashable, Jumat (8/6/2012).

Seperti toko aplikasi smartphone dan tablet lainnya, setiap aplikasi memiliki halaman detail yang membantu pengguna mengetahui review aplikasi tersebut sebelum memutuskan menginstalnya.

Facebook juga akan membolehkan developer menawarkan aplikasi berbayar. Nantinya, Facebook pun bisa menentukan aplikasi yang masuk dalam daftar terpopuler berdasarkan rating pengguna, desain dan tingkat engagement dengan pengguna.

Di sini, developer juga bisa memonitor bagaimana produk mereka dijual, melihat bagi hasil keuntungan dan mengetahui laporan bagaimana pengguna menilai aplikasi mereka.

Saat ini, ada lebih dari 200 aplikasi yang terintegrasi dengan Facebook. Menariknya, setiap aplikasi rata-rata memiliki lebih dari satu juta pengguna aktif.

Sumber : Detikinet 

Open Source Lebih Semarak di Daerah


Open Source Lebih Semarak di Daerah

Gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS), gaungnya memang tidak seramai dulu. Namun yang terjadi sebenarnya, di balik itu ada banyak aksi yang kian menumbuhkan minat menggunakan software open source.
Demikian dikatakan penggiat open source I Made Wiryana. Salah satu contohnya, pemerintah rutin menggelar Indonesia Open Source Award (IOSA) yang berdampak positif, terutama di kalangan pemerintah daerah (Pemda)

“Bukan sekadar award-nya yang dilihat. Tapi ada banyak proses di balik itu. Misalnya pelatihan ke berbagai Pemda. Itu tidak kelihatan tapi dampaknya besar,” kata Made saat ditemui di Universitas Gunadarma, Depok.

Selaku ketua IOSA, pria berkacamata ini melihat langsung bagaimana semakin banyak Pemda memanfaatkan open source. Bahkan, sejumlah Pemda kini memiliki roadmap dan aturan bahwa aplikasi yang mereka gunakan harus open source.

“Menariknya, saya menemukan bahwa Pemda atau instansi di daerah itu lebih aware akan penggunaan open source,” kata Made. Mereka inilah yang menyumbang pertumbuhan pengguna open source di Indonesia. Apa alasannya?

Alasan pertama, karena kebanyakan Pemda dananya terbatas. Namun dengan keterbatasan dana tersebut, mereka harus menggunakan software legal. Kedua, mereka pernah mengalami kasus ketika software dibuat oleh pihak luar memakai aplikasi propietary, ketika habis lisensinya maka proyek mereka mati karena tidak punya source code-nya. Di samping itu, motivasi mereka adalah melibatkan sumber daya lokal.

“Bagi Pemda, itu akan berdampak pada pendapatan asli daerah yang bagus. Mereka bisa mengembangkan industri lokal. Daripada dananya dibayarkan ke vendor di Jakarta misalnya, lebih baik mereka develop agar berputar di daerah mereka. Itu mereka sudah aware,” terang Made.

Jadi, bila dibandingkan dengan pemerintah pusat, Made berpendapat animonya memang lebih tinggi di Pemda. “Tidak tahu juga ya. Mungkin karena punya dana lebih, dan akses ke vendor lebih mudah, seringkali mereka tidak berpikir efisiensi,” tuturnya.

Dikatakan Made, yang terpenting adalah menggunakan software legal. Di sejumlah badan pemerintah memang masih ada yang menggunakan software propietary, sepanjang dananya mencukupi untuk membayar lisensi, mungkin tidak masalah.

“Pemerintah itu kan arahnya mengharuskan kita menggunakan software legal. Keterbatasan dana membuat orang di daerah berpikir efisiensi. Karena harus menggunakan software yang terjangkau, performa baik namun tentu saja harus legal,” simpulnya.

Sumber : Detikinet

‘Developer Aplikasi Harus Punya Mimpi Besar’


‘Developer Aplikasi Harus Punya Mimpi Besar’

Potensi dan kreativitas generasi muda developer aplikasi Tanah Air dikatakan luar biasa. Itu sebabnya, mereka dituntut punya mimpi besar membuat sesuatu yang bisa mengubah dunia.
“Seringkali saya mendapat pertanyaan seperti ini. Apakah kami cukup bagus? Apakah kami bisa menang? Ya, tentu saja kalian bisa. Kalian punya kemampuan dan setara dengan anak-anak dari universitas hebat dari berbagai dunia,” kata Corporate Vice President Microsoft Indonesia Walid Abu-Habda.

Berbicara di acara penganugerahan Microsoft Imagine Cup 2012, Walid menyatakan keyakinannya bahwa begitu banyak anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan sangat kompetitif. Kepada para peserta Imagine Cup 2012, Walid berpesan agar mereka harus memiliki mimpi besar.

“Ketika kalian bermimpi, bermimpilah sesuatu yang besar, jangan hanya mimpi kecil. Buat sesuatu yang tak hanya memberi dampak bagi Indonesia, tapi sesuatu yang mengubah dunia. So, dream big. That’s all about Microsoft Imagine Cup,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ashwin Sasongko mengatakan, meningkatkan konten dan aplikasi adalah target pemerintah yang sedang gencar dikejar.

Dikatakannya, dengan terkoneksi internet, peluang menjual aplikasi dan konten terbuka sangat lebar. “Ketika sebuah produk jadi, itu akan tersaji ke seluruh dunia. Anda bisa menjualnya secara global. Artinya, ketika membuat sebuah produk, Anda harus siap menjajakannya ke seluruh dunia,” ujarnya.

Sumber : Detikinet

Pakai Open Source Bikin Kita Lebih Pintar


Pakai Open Source Bikin Kita Lebih Pintar

Menggunakan aplikasi open source menjanjikan begitu banyak keuntungan ketimbang software berbayar. Salah satunya membuat penggunanya lebih cermat dan lebih memahami tentang cara kerja aplikasi.
Demikian kata Made Wiryana, salah satu penggiat open source. Menurutnya, di Indonesia saat ini mayoritas pengguna masih sangat tergantung aplikasi proprietary, software dengan kode tertutup yang hanya diketahui sang pembuatnya.

Kondisi seperti ini diklaim Made sangat memprihatinkan, dan sebisa mungkin dihindari. Sebab dengan menggunakan aplikasi open source, ketergantungan seperti itu katanya tidak hanya hilang, tapi juga membuat para penggunanya semakin cermat dan pintar.

“Kalau pakai open source kan kita bisa melihat bagaimana software ini berkerja, karena memang semuanya terbuka. Coba kalau proprietary, apanya yang mau dilihat, orang semuanya serba tertutup,” jelas Made kepada detikINET.

Pengguna yang sudah terbiasa memakai aplikasi open source juga diklaim akan lebih beradaptasi dengan aplikasi baru, berbeda dengan mereka yang sering memakai sistem operasi berbayar.

“Saya yakin, Anda yang biasa pakai Linux pasti sangat mudah sekali terbiasa dengan aplikasi lain. Tapi kalau yang biasa pakai Windows, pasti langsung bingung saat menggunakan Linux,” tambah Wade.

Selain membuat penggunanya semakin pintar, keuntungan lain menggunakan open source adalah biaya yang lebih rendah. Hal ini akan sangat bermanfaat sekali bagi perusahan atau untuk instansi pemerintah yang masih banyak bergantung dengan aplikasi proprietary.

“Jadi daripada keluar duit untuk bayar lisensi, akan lebih baik jika dana tersebut dipakai untuk buat aplikasi open source. Kan ini bisa jauh lebih murah dan kita memegang source code-nya juga,” pungkas Made seusai peluncuran Ubuntu 12.04 LTS akhir pekan ini.

Sumber : Detikinet

Teknologi Open Source 5 Tahun Lebih Canggih


Teknologi Open Source 5 Tahun Lebih Canggih

Dibandingkan software berbayar, open source diklaim jauh lebih maju. Bahkan masalah teknologi dan fitur, aplikasi jenis ini diklaim lima tahun di depan lebih canggih dibandingkan dengan software atau sistem operasi berbayar.
“Itu teknologi cloud commputing yang sekarang ini sedang ramai-ramainya, sudah ada di open source enam tahun lalu,” kata Made Wiryana, salah satu penggiat open source kepada detikINET di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Lebih lanjut Made mencontohkan berbagai keunggulan open source yang saat ini tidak dimiliki sistem operasi mana pun. Dan bisa jadi, fitur ini bisa digunakan oleh software proprietary dalam lima tahun ke depan.

“Banyak sekali teknologi yang tidak ada di software proprietary, misalnya saja ambient technology. Sebuah teknologi yang disesuaikan dengan sekelilingnya, kemudian ada Endemic Information System, yang bisa menyebarkan informasi secara cepat. Pokoknya banyak sekali deh,” jelas Made.

Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika software berbayar biasanya lebih mudah digunakan. Aplikasi jenis ini pun bisa dikatakan lebih stabil dengan versi open source.

“Ya memang, biasa produsen software proprietary memakai apa yang ada di open source kemudian mereka kemas biar lebih cantik,” pungkas Made, yang juga berprofesi sebagai pengajar di Universitas Gunadarma.

Sumber : Detikinet

Tata Kota Humanis, Seimbang di Segala Bidang


Tata Kota Humanis, Seimbang di Segala Bidang

Indonesia membutuhkan perencanaan kota yang humanis. Keseimbangan faktor ekonomi, sosial, dan budaya menjadi kunci keseimbangan pembangunan kota. “Pembangunan saat ini cenderung hanya mementingkan aspek ekonomi, tanpa memperhatikan faktor sosial dan budaya. Bahkan, aspek alam pun seringkali diabaikan,” ujar Dosen Jurusan Aristektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, T Yoyok Wahyu Subroto dalam jumpa pers Festival Kota Gadjah Mada 2012 di UGM, Jumat (11/5).

Pembangunan yang tidak humanis, lanjutnya, akan menyebabkan konflik sosial dan krisis lingkungan. Fenomena ini membuat kondisi masyarakat terutama di perkotaan menemui kegagalan dalam menciptakan kehidupan yang manusiawi (humanis). Salah satu perencanaan kota yang tidak humanis adalah kecepatan konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Perubahan lahan menjadi pemukiman menjadi contohnya.

Pemukiman, papar Yoyok, menjadi trend pembangunan saat ini. Akibatnya, harga–harga tanah melambung tinggi. “Seperti di Yogyakarta, harga tanahnya termahal kedua di antara Bali dan Jakarta,” tambahnya.

Pembangunan pemukiman tak jarang menutupi tanah-tanah yang seharusnya tidak boleh ditutupi oleh bangunan yang menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem di bawahnya. Tak hanya itu, persoalan irigasi dan sanitasi juga menjadi dampak pemukiman. “Salah satu akibat yang lebih parah lagi adalah petani berubah menjadi buruh tani karena lahan mereka sudah hilang,” paparnya.

Fenomena perencanaan kota yang tidak humanis adalah berkurangnya ruang publik yang kini dijadikan ruang privat. Padahal sangat penting melakukan perencanaan kota yang menciptakan ruang nyaman dan efektif dalam mendukung kegiatan penduduknya. ”Masih sangat diperlukan kajian-kajian atau riset tentang perencanaan kota. Keterlibatan antara pemerintah dan akademisi pun masih perlu ditingkatkan.”

Ketua Pelaksana Festival Kota Gadjah Mada 2012 Wildan Abdurrahman pun tak menampik jika kota sangat membutuhkan perencanaan yang humanis. Humanis di sini, lanjutnya, lebih berpihak pada faktor manusia dan alamnya. Karena saat ini pembangunan dan kebijakan belum berpihak pada kedua hal tersebut.

Festival Kota Gadjah Mada 2102 akan dilangsungkan mulai besok, 12 Mei hingga 25 Mei mendatang. Dalam festival ini, akan dilangsungkan seminar, city campaign tentang isu-isu perkotaan, pameran kota, serta dialog dengan Kementerian Bappenas, Sultan DIY, dan Pemerintah DIY.

National Geographic Indonesia

Sumber : National Geographic Indonesia

Teknopolis, Gedung Berbasis Iptek Dibangun di Indonesia


Teknopolis, Gedung Berbasis Iptek Dibangun di Indonesia

Untuk menumbuhkembangkan wirausaha dan usaha berbasis teknologi, inkubasi teknologi menjadi salah satu strategi penting. Strategi ini bisa menjadi alat untuk mengakselerasi tingkat adopsi inovasi teknologi melalui mekanisme alih teknologi secara korporat. Khususnya untuk produk-produk hasil penelitian.

Strategi ini dijalankan Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan membangun Gedung Inkubator Tekhnologi di Cibinong Science Center, Bogor, Jawa Barat. Pembangunannya dimulai Jumat pagi (11/5) dengan peletakan batu pertama secara simbolis.

Teknopolis atau technology park, sebutan gedung ini, telah didirikan di beberapa negara. Selain sebagai gedung berbasis tekhologi, Teknopolis juga jadi jembatan interaksi antara institusi penelitian dan akademisi dengan pihak industri.

Menurut Kepala LIPI Lukman Hakim, strategi penting dalam meningkatkan daya saing nasional adalah dengan memperpendek kesenjangan interaksi antara institusi penelitian dengan pihak industri. Namun, hal ini mengalami kendala dalam hal proses alih teknologi dari institusi sebagai pusat keilmuan kepada pengguna akhir.

Untuk mengatasinya, kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI Fatimah Padmadinata, diperlukan sistem ketatalaksanaan yang tepat antara sumber iptek dan pengguna menurut format efektif dalam berkomunikasi. “Science and Technology Park merupakan salah satu jawaban untuk mengurangi permasalahan ini,” kata Fatimah.

Dalam Teknopolis ideal, terdapat inkubator teknologi dan harus memberikan asistensi untuk menghindari tiga kendala utama. Yakni dana inkubasi, riset, dan informasi untuk membentuk sebuah idustri skala kecil berbasis teknologi.

National Geographic Indonesia

Sumber :  National Geographic Indonesia

‘Touche’ Membuat Benda Berpikir dengan Sentuhan


Membuat Benda Berpikir dengan Sentuhan

Sejumlah aplikasi berbasis sentuhan berpotensi dikembangkan dengan teknologi sensing baru bernama ‘Touche’. Teknologi yang dikembangkan Disney Research dan Carniegie Mellon University ini merupakan sebuah bentuk sensing sentuhan kapasitif. Prinsip yang sama yang mendasari berbagai tipe layar sentuh yang digunakan pada kebanyakan ponsel pintar.

Bedanya teknologi ini memonitor sinyal-sinyal kapasitif pada rentang frekuensi yang luas. Tidak hanya sinyal elektris pada satu frekuensi seperti yang berlaku pada teknologi layar sentuh kebanyakan.

Teknologi ini memungkinkan ponsel pintar membisukan dirinya sendiri, misalnya jika pemiliknya meletakan jari telunjuk di bibir. Hal itu dimungkinkan dengan Swept Frequency Capcitive Sensing (SFCS), yang memicu terjadinya reaksi tidak hanya saat terjadi sentuhan, tapi mampu mengenali konfigurasi kompleks dari tangan atau tubuh yang melakukan sentuhan.

SFCS dapat meningkatkan kegunaan benda sehari-hari dengan hanya menggunakan satu elektroda sensing. Bahkan ada kalanya, seperti dalam kasus gagang pintu atau objek-objek konduktif lainnya, objek itu sendiri yang berperan sebagai sensor tanpa perlu dimodifikasi. Bahkan tubuh manusia atau air pun bisa menjadi sensor.

Signal frequency sweeps sudah digunakan selama puluhan tahun dalam komunikasi nirkabel, namun sejauh yang kami tahu, belum ada penerapannya dalam interaksi sentuhan,” kata Ivan Poupyrev, ilmuwan peneliti senior di Disney Research, Pittsburgh.

“Akan tetapi, dalam eksperimen di laboratorium kami, kami dapat menambahkan sensitivitas sentuhan pada berbagai objek. Saat dipadukan dengan teknik pengenalan gestur, Touche menunjukan tingkat pengakuan mendekati 100 persen. Hal itu menunjukan bahwa teknologi ini bisa digunakan untuk menciptakan cara baru bagi manusia untuk berinteraksi dengan berbagai objek dan dunia secara luas,” kata Poupyrev.
Sumber: NDTV Gadget

Angry Birds Sudah Di-download 1 Miliar Kali


Angry Birds Sudah Di-download 1 Miliar Kali

Rovio mencatatkan sebuah prestasi baru dimana kini game Angry Birds telah diunduh sebanyak satu miliar kali. Cukup istimewa mengingat game ini masih terus meroket sejak tiga tahun terakhir.

Menurut studio game yang berbasis di Finladia itu, jumlah satu miliar download itu didapatkan dari berbagai episode Angry Birds, termasuk Angry Birds Original, Season, Rio, dan tentu saja yang terbaru Angry Birds Space.

Seperti diketahui, Angry Birds diperkenalkan pertama kali oleh Rovio pada tahun 2009 khusus iOS. Lalu perlahan muncul juga di berbagai platform, mulai dari Android hingga Windows Phone.

Dari sekian banyak episode, Angry Birds Space yang paling banyak memberikan kontribusi. Tercatat game tersebut sudah diunduh sebanyak 50 juta kali lebih dari sebulan, dan membuat rekor sebagai game terpopuler sepanjang sejarah. Demikian yang dikutip detikINET dari Tech Crunch, Jumat (11/5/2012).

Sebelumnya, Rovio baru saja mencatatkan keuntungan sebanyak USD 106,3 juta dikantongi oleh Nokia dengan pendapatan sebelum pajak berada di angka USD 67,6 juta. Sebanyak 30% dari angka-angka itu datang dari penjualan merchandise dan kegiatan berlisensi.

Si Burung Pemarah ini memang menuai kesuksesan yang luar biasa. Lompatan pendapatan Rovio tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan tahun 2010, di mana mereka hanya mengantongi revenue USD 7 juta (periode Juli-Desember).

Sumber : Detikinet

CEO Microsoft: Tunggu Kehebatan Windows 8


CEO Microsoft: Tunggu Kehebatan Windows 8

Sistem operasi Windows 8 menjadi salah satu komoditi IT yang paling hot dan begitu dinanti pada akhir tahun 2012 ini.

Seakan ingin memancing rasa penasaran user, CEO Microsoft Steve Ballmer menyatakan bahwa Windows 8 akan hadir dengan kemampuan mumpuni dan memberi rasa baru dalam menggunakan komputer.

“Windows 8 akan semakin cepat dan bakal memberikan user experience yang lebih segar,” ujarnya yang hadir melalui video di acara Hewlett-Packard Global Influencer Summit di Shanghai, China.

“OS ini nantinya bakal menyambangi PC, tablet, dan perangkat lainnya,” imbuh Ballmer, yang terlihat begitu bersemangat dalam rekaman video tersebut.

Bocoran Windows 8 sendiri kabarnya sudah disampaikan ke pihak vendor PC. Mereka pun lantas memberikan feedback untuk dilakukan pengembangan kembali oleh Microsoft jika memang dirasa kurang.

Para vendor PC ini juga dikatakan Ballmer telah menyiapkan perangkat yang siap dibenamkan Windows yang user interface-nya bergaya metro tersebut.

“Kami selalu menjaga hubungan baik dengan vendor PC. Termasuk untuk Windows 8 ini yang akan memberikan user pengalaman luar biasa,” sambungnya

Memang, Ballmer tidak menyebut kapan tanggal peluncuran Windows 8. Namun konon, waktu yang dinanti itu adalah bulan Oktober.

“Ketika produk ini sudah keluar secara resmi, kami akan langsung pula memberikannya kepada vendor PC,” pungkasnya.