Bumi Butuh 10 Juta Tahun Untuk Pulih


Bumi Butuh 10 Juta Tahun Untuk Pulih

Bukti penelitian yang dilakukan oleh Zhong-Qiang Chen dari China University of Geosciences dan Michael Benton dari University of Bristol, menunjukkan bahwa proses pemulihan bumi yang dikarenakan pemusnahan massal membutuhkan waktu sepuluh juta tahun.

Menurut penelitian mereka, ada dua hal yang membuat lamanya proses pemulihan, yaitu akibat dari krisis tersebut dan kondisi suram yang terus terjadi setelah Bumi musnah.

“Sulit untuk membayangkan bagaimana mudahnya kehidupan dapat dibunuh, namun hal ini merupakan krisis terbesar yang pernah terjadi dalam hidup,” ujar Chen.

Kondisi krisis dan pemusnahan ini akan terus terjadi hingga lima atau enam miliar tahun lagi karena siklus karbon, krisis oksigen, dan efek lainnya dari pemusnahan.

Walaupun beberapa hewan dapat dengan mudah membentuk ekosistemnya kembali, tetapi pemulihan itu tidak akan stabil karena ekosistem permanen belum terbentuk. Setelah krisis lingkungan tidak terlalu parah, maka ekosistem permanen dapat muncul.

Benton mengatakan bahwa kemusnahan massal adalah sesuatu yang negatif di mata masyarakat. “Namun, setelah proses yang panjang, kehidupan mulai kembali dan ekosistem baru terbentuk, evolusi berulang,” jelasnya. Mungkin kita dapat belajar sesuatu dari peristiwa kuno ini.

Sumber: physorg

Pesawat Star Trek Akan Menjadi Kenyataan


Pesawat Star Trek Akan Menjadi Kenyataan

USS Enterprise yang menjadi pesawat dalam film layar lebar Star Trek akan menjadi kenyataan dalam 20 tahun. Insinyur yang menyebut dirinya BTE Dan yakin pesawat ini akan menjadi realita. “Kita punya teknologi yang mampu menciptakan generasi pertama USS Enterprise. Jadi, ayo kita kerjakan,” ungkap BTE Dan.

Pesawat yang dirancang memiliki panjang 960 meter, lebih tinggi dari Menara Burj Khalifa jika disejajarkan, akan didorong oleh tenaga nuklir sebesar 1,5 gigawatt. Dengan teknologi teranyar, pesawat dengan nama Gen1 Enterprise ini akan mampu mencapai Bulan dalam waktu tiga hari dan Planet Mars dalam waktu tiga bulan. Biaya yang dihabiskan untuk pesawat generasi pertama ini sebesar Rp10 triliun.

BTE Dan mengatakan bahwa pesawat ini akan memiliki beberapa fungsi, seperti stasiun ruang angkasa, bandara ruang angkasa, dan pesawat ruang angkasa. Pesawat ini tidak akan bergerak dalam kecepatan cahaya, namun dapat mengeksplorasi dunia baru dengan kecepatan yang konstan. Misi pertama Gen1 Enterprise adalah Bulan, kemudian Planet Venus, Mars, dan mungkin Tata Surya Europa.

Untuk menunjukkan keseriusannya, BTE Dan menawarkan pemotongan pajak dan beberapa biaya untuk dialokasikan ke dalam pembuatan pesawat ini. “Perubahan dan pengeluaran pajak ini tidak akan berpengaruh banyak kepada masyarakat luas,” katanya.
Sumber: popsci

Butuh 1 Bumi Lagi untuk Penuhi Kebutuhan Manusia


Butuh 1 Bumi Lagi untuk Penuhi Kebutuhan Manusia

Jumlah hewan bernilai seperti harimau dan tuna menurun 30 persen dalam kurun waktu empat dekade terakhir. Namun, di saat bersamaan populasi dunia meningkat dua kali lipat dengan tingkat konsumsi yang juga mencuat.

Makhluk hidup di air tawar mengalami jumlah penurunan terburuk, sekitar 70 persen. Sedangkan keseluruhan spesies di wilayah tropis mengalami penurunan sekitar 60 persen sejak tahun 1970. Benua Asia bahkan menjadi saksi hilangnya jumlah harimau yang turun 70 persen hanya dalam waktu 30 tahun.

Penurunan jumlah ini belum ditambah kehilangan dari industri perikanan yang menyedot bluefin tuna di bagian barat Samudera Atlantik. Demikian hasil laporan The Living Planet yang dikeluarkan WWF International, Selasa (15/5).

Selain mengambil sumber daya hayati secara berlebih, manusia juga tidak sedikit menggunakan sumber daya alam. Dalam laporan yang sama hasil kerjasama dengan Zoological Society of London (ZSL) dan Global Footprint Network, disebutkan jika manusia membutuhkan 18,2 miliar hektare tanah di tahun 2008. Sedangkan tanah produktif yang tersedia hanya sekitar 12 miliar hektare, sekitar 55 persennya dibutuhkan untuk hutan agar menyerap emisi karbon dioksida.

“Kita hidup seolah-olah memiliki planet tambahan. Kita menggunakan sumber daya 50 persen dari yang bisa disediakan oleh Bumi,” kata Direktur Umum WWF International Jim Leape. “Jika kita tidak mengubahnya, angka ini akan berkembang cepat. Bahkan di tahun 2030 nanti, dua planet pun tidak akan cukup (memenuhi kebutuhan manusia).”

Menurut salah satu profesor dari ZSL, Tim Blackburn, perawatan alam oleh manusia jauh lebih penting dari uang. Kemanusiaan bisa hidup tanpa adanya uang, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa ada alam.”Kita hidup di planet yang berada dalam krisi. Living Planet Index hanyalah satu jendela yang menunjukkan betapa buruk krisis itu,” kata Blackburn.
Sumber: Bloomberg, The Telegraph