NASA Sukses Luncurkan SpaceX


NASA Sukses Luncurkan SpaceX

Sebuah misi ulang-alik tanpa awak milik perusahaan Space Exploration Technologies atau SpaceX diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station, ISS), Selasa, 22 Mei 2012 waktu setempat. Ini merupakan peluncuran komersial pertama yang dilakukan NASA di Cape Canaveral Air Force Station.

Mengutip laman Reuters, roket Falcon 9 setinggi 54 meter itu meluncur sekitar pukul 03.44. Peluncuran dilakukan dari tempat yang baru saja ‘dipensiunkan’ NASA, sejak berhenti meluncurkan pesawat ulang-alik.

Sekitar 10 menit sejak peluncuran, roket itu kemudian melepaskan barang bawaannya, kapsul Dragon, ke ISS. Kapsul Dragon itu berisi sejumlah suplai untuk kru ISS yang masih mengorbit.

“Seperti raksasa yang melepaskan gendongannya,” kata pendiri dan Kepala Eksekutif SpaceX, Elon Musk, dalam akun Twitternya.

Sedangkan kepala penasehat sains Barrack Obama, John Holdren menyambut antusias peluncuran ini.

“Setiap peluncuran ke luar angkasa merupakan momen menakjubkan, tapi yang satu ini sangat istimewa karena mewakili potensi era baru dalam penerbangan luar angkasa AS,” ucapnya.

NASA mengandalkan perusahaan seperti SpaceX untuk mengambil alih peran pengantaran kargo, juga astronot, ke luar angkasa. Saat ini, NASA memang masih mengandalkan Rusia untuk menerbangkan kru ke ISS. Selain SpaceX, Rusia, Eropa dan Jepang juga menerbangkan kargo ke ISS.

Jika uji coba misi peluncuran ini sukses, maka SpaceX akan menjadi perusahaan swasta perdana yang mencapai stasiun luar angkasa.

Sumber : NASA

Gempa Vulkanik Dijadikan Alat Deteksi Gunung Meletus


Gempa Vulkanik Dijadikan Alat Deteksi Gunung Meletus

Gempa bumi sering kali menjadi pertanda letusan gunung berapi, contohnya seperti yang terjadi di gunung St. Helens, Amerika Serikat, pada tahun 1980 lalu. Namun, upaya selama berdekade-dekade untuk memanfaatkan guncangan itu sebagai pendeteksi waktu dan kekuatan letusan gunung berapi terbukti gagal.

Tetapi kini sejumlah peneliti dari berbagai disiplin ilmu telah mengembangkan model yang bisa membantu memberi peringatan akan letusan berbahaya, beberapa jam sebelum terjadi. Dari studi yang dilakukan para peneliti dari University of Leeds, Inggris tersebut, diketahui bahwa jawabannya ada di bagaimana perilaku magma.

Magma akan terpecah jika ditarik dengan cepat. Saat naik di dalam saluran utama gunung berapi, magma akan membuat retakan-retakan dalam. Retakan ini melumerkan magma, membantunya terpecah di titik-titik lain, mengalir lebih cepat, dan menyebabkan semakin banyak pelumeran terjadi.

Deretan kejadian pecahnya magma dapat menjelaskan gelombang gempa bumi berfrekuensi rendah yang pada penelitian-penelitian terdahulu telah terdeteksi dari gunung berapi. “Analisa terhadap guncangan-guncangan ini dapat menentukan seberapa cepat magma bergerak naik dan kemudian bisa ditentukan untuk memprediksi letusan,” kata Jurgen Neuberg, geofisikawan dari University of Leeds yang memaparkan laporannya di jurnal Geology.

Sebuah model kemudian dikembangkan oleh tim lain mengingat guncangan yang diakibatkan oleh magma yang berada di rongga-rongga gunung bergerak bolak balik seperti memantul-mantul. Menurut Mark Jellinek, ketua tim peneliti yang merupakan volkanolog dari University of British Columbia, kecepatan magma bergoyang juga sama dengan frekuensi dominan sebagian besar guncangan vulkanik.

Saat letusan dahsyat semakin dekat, model yang dibuat mengindikasikan bahwa frekuensi guncangan vulkanik akan meningkat dalam pola yang bisa diprediksi. Letusan eksplosif akan menghasilkan gas yang akan menyempitkan kolom magma menjadi lebih tipis, kaku, dan bergetar lebih cepat.

Kedua tim peneliti menyatakan, mereka akan terus memperbaiki pemodelan yang mereka buat dengan menambahkan data-data dari gunung berapi. Upaya untuk memprediksi letusan eksplosif di masa depan akan melihat pula faktor perubahan pada emisi gas serta bagaimana gunung berapi berubah secara fisik sebelum letusan terjadi.

“Jika kita bisa memanfaatkan seluruh data-data ini secara bersama-sama, kita kemungkinan bisa mencegah datangnya tragedi,” kata Neuberg.
Sumber: Scientific American

Cegah Punah, China Beri Makan Lumba-Lumba


Cegah Punah, China Beri Makan Lumba-Lumba

Pihak berwenang pemerintah China telah menambahkan 50 ribu ekor ikan air tawar ke perairan danau Poyang pada pekan lalu. Tujuannya adalah agar lumba-lumba tak bersirip Yangtze (Neophocaena phocaenoides asiaeorientalis) yang tinggal di sana punya sesuatu untuk dimakan.

Dilansir oleh kantor berita Xinhua, sekitar 300 sampai 500 ekor lumba-lumba tak bersirip tinggal di danau Poyang, di kawasan utara provinsi Jiangxi, China. Jumlah tersebut merupakan sepertiga sampai setengah jumlah spesies lumba-lumba tersebut yang masih tersisa di dunia.

Lumba-lumba itu mengalami penurunan drastis atas jumlah populasi mereka, khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Secara total, dari perkiraan sekitar 2.700 ekor yang tersisa pada tahun 1991 di seluruh dunia, di tahun 2011 lalu jumlah spesies tersebut hanya tersisa 1.000 ekor saja.

Tahun ini, kondisinya tidak membaik. Sebanyak enam ekor lumba-lumba ditemukan tewas di danau Poyang. Selain itu, ditemukan pula 12 ekor Neophocaena phocaenoides asiaeorientalis (salah satunya betina yang tengah hamil) yang mati di danau Dongting, di kawasan provinsi Hunan. Ironisnya, dari survei yang digelar awal tahun ini, hanya ada 65 ekor lumba-lumba saja di Dongting. Artinya, kematian 12 ekor lumba-lumba di antaranya tentu sangat mengantam populasi spesies, yang sudah sangat kecil itu.

Menurut laporan yang sama, setidaknya masih ada lima ekor lumba-lumba lagi yang mati dan terdampar di sungai Yangtze, sungai yang menghubungkan kedua danau. Secara total, kematian hewan itu mencapai 20 ekor. Meski demikian, World Wide Fund for Nature menyatakan, jumlah kematian lumba-lumba di kawasan tersebut lebih tinggi lagi. Mencapai 32 ekor.

Menurut pakar, kematian lumba-lumba di tempat-tempat yang terpisah tersebut merupakan akibat polusi dan juga permukaan air yang sangat rendah akibat musim kering serta perubahan iklim. Sebagian pakar lain berteori tentang adanya penyakit dan akibat dari digunakannya jaring ikan yang dialiri listrik.

Meski ada lumba-lumba yang tewas akibat baling-baling kapal milik nelayan, banyak di antara lumba-lumba yang tewas itu menunjukkan tanda-tanda kelaparan. Faktor inilah yang mendorong pihak berwajib untuk memasok ikan ke danau Poyang.

Lumba-lumba tak bersirip, dinamai demikian karena mereka hanya memiliki bubungan kecil, bukan sirip vertikal di punggungnya. Selain di China, spesies ikan ini juga bisa dijumpau di perairan lepas pantai Jepang, Korea, dan Indonesia. Tetapi, hanya spesies yang tinggal di Yangtze saja yang mampu hidup di air tawar.

Poyang dulunya merupakan danau air tawar terbesar yang ada di China. Sayang, konstruksi bendungan Three Gorges Dam, serta musim kering yang terus terjadi telah memangkas ukuran luas danau itu sebesar hampir 95 persen dan mengakibatkan rusaknya ekologi di kawasan tersebut.
Sumber: Xinhua

Bunga Bangkai Mekar di Palupuh


Bunga Bangkai Mekar di Palupuh

Bunga Rafflesia Arnoldi mekar di Cagar Alam Batang Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bunga Rafflesia ini akan terus mekar hingga sepekan ke depan.
Menurut catatan Rafflesia Monitoring Team (RMT) Padang, bunga Patma di kawasan cagar alam tersebut terbilang paling sering menampakkan keindahannya saat mekar. “Di Palupuh, bunga ini kembang secara rutin,” ujar peneliti dari RMT, Pitra Akhriadi, pada VIVAnews.com, Senin, 21 Mei 2012.

Proses mekarnya bunga bangkai ini tercatat sebagai yang kesekian kalinya di kawasan tersebut. Bunga yang memiliki diameter sekitar 80 hingga 120 cm ini diketahui mekar sejak kemarin, Minggu, 20 Mei 2012.

Berdasarkan catatan dari RMT Padang, bunga Rafflesia Arnoldi juga pernah mekar di sejumla tempat di Sumbar. Dalam rentang waktu tahun 2000 hingga 2006, bunga ini tercatat sempat mekar beberapa kali di kawasan Cagar Alam Mega Mendung.

Hanya saja, keberadaan bunga yang dikenal sebagai tumbuhan parasit ini sudah tidak ditemukan lagi di kawasan Mega Mendung yang beralih fungsi menjadi kawasan wisata. “Saat ini, bunga tersebut sudah tidak bisa dijumpai lagi karena habitatnya sudah beralih fungsi,” kata Pitra.

Populasi bunga ini di Sumbar terhitung sedikit. Dari sejumlah kawasan hutan di Sumbar, keberadaan bunga ini hanya bisa ditemukan di empat titik. “Di Bukittinggi ada dua titik (termasuk Palupuh), Payakumbuh satu titik, dan di Mega Mendung—yang saat ini sudah hilang,” ujarnya.

Menurutnya, selain Rafflesia Arnoldi, di Sumbar juga jenis bunga bangkai lainnya seperti Rafflesia Gadutensir dan Rafflesia Hasseltii.
Rafflesia Gadutensis bisa ditemukan di kawasan Bukit Barisan.

Rafflesia jenis ini termasuk spesies yang rentan terhadap kunjungan manusia namun lebih sedikit dibanding spesies sejenisnya, Rafflesia Hasselti. Rafflesia Gadutensis merupakan spesies endemik Pulau Sumatera.

Sedangkan Rafflesia Hasseltii memiliki sebaran yang cenderung lebih luas dibanding Rafflesia Gadutensis. Rafflesia Hasseltii ditemukan pertama kali di kawasan hutan di Solok Selatan, Sumatera Barat. Bunga ini juga pernah dijumpai di kawasan hutan bagian timur Sumbar dan wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, serta kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Riau.

Sumber : Vivanews

Akhir Tahun, Bersiap Gerhana Matahari Total


Akhir Tahun, Bersiap Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari cincin yang berlangsung hari ini tidak bisa dinikmati semua penduduk bumi. Di Indonesia hanya wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang bisa menikmatinya.

Namun jangan berkecil hati, enam bulan lagi fenomena alam berupa gerhana matahari total, akan menyambangi bumi.

 

Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin kepada Vivanews, Senin 21 Mei 2012, menuturkan, gerhana matahari total terjadi dua kali dalam setahun.

Gerhana matahari total, kata Thomas, akan terjadi pada 14 November 2012. Saat itu gerhana matahari akan melintasi Pasifik Barat, Australia, hingga Amerika Selatan.  Di Indonesia, wilayah yang dilintasi adalah Maluku dan Papua.

Kondisi November berbeda dengan gerhana matahari cincin hari ini. Menurut Thomas, pada gerhana matahari total, bulan akan tampak besar dan menutupi seluruh matahari.

Untuk menyaksikan gerhana matahari total, Anda perlu melindungi diri dari kerusakan retina mata saat menyaksikannya. “Harus ada filter untuk mengurangi silau. Untuk pengamatan sebentar, bisa menggunakan kacamata hitam,” ujar Thomas.

Alat bantu pengamatan ini (kacamata hitam) tetap memiliki risiko merusak mata apabila digunakan untuk menatap gerhana dalam waktu lama.

Sembari menunggu gerhana matahari 6 bulan mendatang, Anda bisa menyaksikan gerhana bulan 2 minggu lagi.  Pada 4 Juni 2012, bulan purnama akan tertutup sebagian hingga pukul 19.00 WIB.

Sumber : Vivanews

Pesta Pengamat Gerhana Terbesar di Dunia


Pesta Pengamat Gerhana Terbesar di Dunia

Ketika mengetahui gerhana hadir pekan ini, para pengamat astronomi di Colorado, Amerika Serikat menggagas pesta khusus. Mereka mengumpulkan orang-orang memadati seluruh stadion sepakbola untuk mencetak rekor pesta pengamatan terbesar di dunia dalam satu tempat.

Gerhana matahari annular atau cincin ini dipantau bersama di Stadion Folsom, Universitas Colorado, Boulder, AS. Gelaran ini berlangsung gratis mulai pukul 05.30 waktu setempat.

Kacamata khusus untuk mengamati gerhana dijual di stadion. Tapi, penyelenggara sebelumnya meminta penonton mengantisipasi apabila pasokan kacamata telah habis terjual di lokasi.

Pengunjung bukan hanya bisa masuk stadion gratis untuk menyaksikan gerhana. Mereka juga ditraktir makan hot dog dan mendapat sejumlah hadiah dari kuis yang digelar di sana.

Menurut penyelenggara sekaligus astronom Universitas Colorado, Doug Duncan, atraksi utama gerhana matahari menjadi pemandangan langka karena belum pernah terlihat selama lebih dari satu dekade.

“Setelah ekspedisi gerhana sejak 1970, saya lelah melihat orang-orang tidak bersiap untuk mengamatinya. Jadi, sebagai pemimpin planetarium universitas ternama di negara ini, saya mengambil aksi,” ujar direktur Planetarium Fiske ini.

Planetarium Fiske dan Observatorium Sommers Bausch merayakan “Hari Astronomi” pada 20 Mei 2012. Mereka menggelar berbagai aktivitas seperti pengamatan teleskop.

Duncan berharap stadion dengan kapasitas 40 ribu kursi bisa diisi oleh 10 ribu hingga 20 ribu orang. Jumlah ini mengingat tidak semua kursi bisa dengan jelas mengamati gerhana.

Kadang-kadang, awan secara berkala mengaburkan gerhana matahari. Kerumunan pun bersorak mengejek kondisi langit. Tapi, awan menyingkir pada pukul 07.13 waktu setempat. Langit cerah ini terjadi beberapa menit sebelum gerhana maksimum. Pengunjung stadion pun terkesima.

“Saya kehilangan kata-kata,” ujar Bryce Pantoja, remaja berusia 15 tahun yang datang bersama keluarganya dari kota terdekat, Castle Rock seperti dilansir dari Space.com.

Gerhana matahari parsial dimulai pada pukul 06.22 waktu setempat. Posisi maksimum tercapai pada 07.30 pagi, sekitar 20 menit setelah matahari terbit.

Menurut astronom Universitas Colorado, Nicholas Schneider, ini baru pemanasan untuk menyaksikan gerhana matahari total.

“Ini sangat indah. Tapi, gerhana matahari total akan sangat memukau,” ujar peraih penghargaan Yayasan Sains Nasional 1991-1996 ini.

Belum ada perhitungan resmi jumlah penonton yang hadir memadati stadion. Sekitar 50 ribu pasang kacamata pengamat gerhana terjual dan dibagikan kepada pelajar beberapa hari sebelum acara berlangsung.

Dikembangkan, Riset Komputasi Sains di Indonesia


Dikembangkan, Riset Komputasi Sains di Indonesia

Riset komputasi sains cukup berkembang pesat. Oleh karenanya, riset-riset terbaru sangat dibutuhkan untuk memicu perkembangannya. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Panitia Pertemuan The Fifth International Symposium on Computational Science di FMIPA UGM, Selasa (15/5), Harno Dwi Pranowo.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada 15-16 Mei 2012 ini, akan ada bertemu para pakar Indonesia dan Jepang. “Akan dipresentasikan 56 paper hasil riset terbaru komputasi sains. Dengan melibatkan 126 peneliti komputasi yang terdiri 36 peneliti senior,” kata Harno.

Menurut Harno, perkembangan riset komputasi sains mengalami kemajuan cukup pesat pasca didirikannya Pusat Unggulan Komputasi Sains atau Center of Excelence in Computational Science (COECS). COECS ini merupakan hasil kerjasama dengan beberapa universitas di Austria tahun lalu.

Salah satu riset komputasi kimia yang kini menjadi riset unggulan yakni komputasi desain molekul obat. “Lewat komputasi sains berhasil membuat desain molekul obat baru agar menghasilkan potensi aktivitas obat yang lebih tinggi dan membantu menghindari trial dan error dalam proses sintesis obat,” ungkapnya.

Riset unggulan komputasi sains yang lainya adalah pemanfaatan senyawa eter mahkota dalam mengikat logam pencemar dan bahan radioaktif. “Di luar negeri, eter mahkota sudah dimanfaatkan terutama untuk instalasi limbah nuklir,” katanya.

Sumber : National Geographic Indonesia

Pergerakan Pasir di Planet Mars


Pergerakan Pasir di Planet Mars

Perangkat angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Mars Reconnaissance Orbiter, merekam pergerakan pasir di permukaan Planet Mars. Peristiwa ini terbilang mengejutkan karena kondisi cuaca dan atmosfer planet merah itu.

Mars memiliki atmosfer yang lebih tipis dari Bumi. Kecepatan angin di Mars juga jauh lebih lemah dan jarang. Namun, pergerakan pasir di Mars nyaris menyerupai pergerakan di Bumi.

Pergerakan ini direkam oleh High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) yang terdapat di Mars Reconnaissance Orbiter. Disimpulkan dalam jurnal Nature yang dirilis Rabu (9/5), gundukan pasir tersebut memiliki ketebalan 61 meter dan bergerak sejajar dengan permukaan Mars.

“Penemuan ini akan membantu para peneliti untuk memahami perubahan kondisi Mars dalam skala global,” ujar Kepala Program Eksplorasi Mars NASA Doug McCuistion. Selain itu, kata McCuistion, pemahaman terhadap permukaan Mars yang dinamis akan jadi informasi penting dalam perencanaan eksplorasi Mars. Baik menggunakan robot maupun misi pengiriman manusia.

Para peneliti menganalisa foto yang diambil di tahun 2007 dan 2010 di wilayah Nili Patera, gundukan pasir berlokasi di dekat garis khatulistiwa Mars. Dengan menghitung gerak lapisan, disimpulkan jika gundukan tersebut benar bergerak. Gerakan ini akhirnya memungkinkan pengukuran volume dan aliran pergerakan pasir.

“Kami memilih Nili Patera karena tahu ada pergerakan pasir di sana yang bisa kami ukur. Gundukan pasir di sana juga mirip dengan gundukan di Antartika dan beberapa lokasi lainnya di Mars,” ujar Nathan Bridges, peneliti dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory.

Hasil studi ini juga memperkaya informasi mengenai pengikisan batu oleh pasir di Mars. Dengan memperhitungkan volume pasir yang bergerak, para peneliti memperkirakan bebatuan di Nili Patera akan terkikis layaknya bebatuan di Antartika.
Sumber: Science Daily

Tata Kota Humanis, Seimbang di Segala Bidang


Tata Kota Humanis, Seimbang di Segala Bidang

Indonesia membutuhkan perencanaan kota yang humanis. Keseimbangan faktor ekonomi, sosial, dan budaya menjadi kunci keseimbangan pembangunan kota. “Pembangunan saat ini cenderung hanya mementingkan aspek ekonomi, tanpa memperhatikan faktor sosial dan budaya. Bahkan, aspek alam pun seringkali diabaikan,” ujar Dosen Jurusan Aristektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, T Yoyok Wahyu Subroto dalam jumpa pers Festival Kota Gadjah Mada 2012 di UGM, Jumat (11/5).

Pembangunan yang tidak humanis, lanjutnya, akan menyebabkan konflik sosial dan krisis lingkungan. Fenomena ini membuat kondisi masyarakat terutama di perkotaan menemui kegagalan dalam menciptakan kehidupan yang manusiawi (humanis). Salah satu perencanaan kota yang tidak humanis adalah kecepatan konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Perubahan lahan menjadi pemukiman menjadi contohnya.

Pemukiman, papar Yoyok, menjadi trend pembangunan saat ini. Akibatnya, harga–harga tanah melambung tinggi. “Seperti di Yogyakarta, harga tanahnya termahal kedua di antara Bali dan Jakarta,” tambahnya.

Pembangunan pemukiman tak jarang menutupi tanah-tanah yang seharusnya tidak boleh ditutupi oleh bangunan yang menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem di bawahnya. Tak hanya itu, persoalan irigasi dan sanitasi juga menjadi dampak pemukiman. “Salah satu akibat yang lebih parah lagi adalah petani berubah menjadi buruh tani karena lahan mereka sudah hilang,” paparnya.

Fenomena perencanaan kota yang tidak humanis adalah berkurangnya ruang publik yang kini dijadikan ruang privat. Padahal sangat penting melakukan perencanaan kota yang menciptakan ruang nyaman dan efektif dalam mendukung kegiatan penduduknya. ”Masih sangat diperlukan kajian-kajian atau riset tentang perencanaan kota. Keterlibatan antara pemerintah dan akademisi pun masih perlu ditingkatkan.”

Ketua Pelaksana Festival Kota Gadjah Mada 2012 Wildan Abdurrahman pun tak menampik jika kota sangat membutuhkan perencanaan yang humanis. Humanis di sini, lanjutnya, lebih berpihak pada faktor manusia dan alamnya. Karena saat ini pembangunan dan kebijakan belum berpihak pada kedua hal tersebut.

Festival Kota Gadjah Mada 2102 akan dilangsungkan mulai besok, 12 Mei hingga 25 Mei mendatang. Dalam festival ini, akan dilangsungkan seminar, city campaign tentang isu-isu perkotaan, pameran kota, serta dialog dengan Kementerian Bappenas, Sultan DIY, dan Pemerintah DIY.

National Geographic Indonesia

Sumber : National Geographic Indonesia

Teknopolis, Gedung Berbasis Iptek Dibangun di Indonesia


Teknopolis, Gedung Berbasis Iptek Dibangun di Indonesia

Untuk menumbuhkembangkan wirausaha dan usaha berbasis teknologi, inkubasi teknologi menjadi salah satu strategi penting. Strategi ini bisa menjadi alat untuk mengakselerasi tingkat adopsi inovasi teknologi melalui mekanisme alih teknologi secara korporat. Khususnya untuk produk-produk hasil penelitian.

Strategi ini dijalankan Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan membangun Gedung Inkubator Tekhnologi di Cibinong Science Center, Bogor, Jawa Barat. Pembangunannya dimulai Jumat pagi (11/5) dengan peletakan batu pertama secara simbolis.

Teknopolis atau technology park, sebutan gedung ini, telah didirikan di beberapa negara. Selain sebagai gedung berbasis tekhologi, Teknopolis juga jadi jembatan interaksi antara institusi penelitian dan akademisi dengan pihak industri.

Menurut Kepala LIPI Lukman Hakim, strategi penting dalam meningkatkan daya saing nasional adalah dengan memperpendek kesenjangan interaksi antara institusi penelitian dengan pihak industri. Namun, hal ini mengalami kendala dalam hal proses alih teknologi dari institusi sebagai pusat keilmuan kepada pengguna akhir.

Untuk mengatasinya, kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI Fatimah Padmadinata, diperlukan sistem ketatalaksanaan yang tepat antara sumber iptek dan pengguna menurut format efektif dalam berkomunikasi. “Science and Technology Park merupakan salah satu jawaban untuk mengurangi permasalahan ini,” kata Fatimah.

Dalam Teknopolis ideal, terdapat inkubator teknologi dan harus memberikan asistensi untuk menghindari tiga kendala utama. Yakni dana inkubasi, riset, dan informasi untuk membentuk sebuah idustri skala kecil berbasis teknologi.

National Geographic Indonesia

Sumber :  National Geographic Indonesia